Benang Raja Semarang

Benang Raja Semarang

Pembuatan Benang Pintal

The information contained in this website is for general information purposes only. The information is provided by Denpasar Festival Publication Team and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the website for any purpose. Any reliance you place on such information is therefore strictly at your own risk.

Bách khoa toàn thư mở Wikipedia

Raja Raja Chola I là một trong những vị hoàng đế kiệt xuất của nhà Chola, người trị vì từ năm 985 đến 1014 Sau công nguyên. Ông đã chinh phạt các vương quốc ở phía Nam Ấn Độ và đế quốc Chola cho đến tận Tích Lan phía nam, và Kalinga (Orissa) phía bắc, dẫn đến sự phát triển không ngừng của đế chế Chola. Ông từng chiến đấu trong nhiều trận đánh với quân Chalukya ở miền bắc và Pandya ở miền nam. Việc Rajaraja thôn tính Vengi đã dẫn đến sự sáng lập triều đại Chalukya Chola. Ông xâm chiếm Tích Lan và bắt đầu sự chiếm đóng của Chola trên hòn đảo này kéo dài trong một thế kỉ.

Ông đã hợp lý hóa chế độ hành chính, chia đất nước thành nhiều khu vực và chuẩn hóa việc thu ngân sách qua những cuộc điều tra đất đai có hệ thống. Ông xây dựng ngôi đền Brihadisvara lộng lẫy ở Thanjavur và từ đây ông phân chia của cải cho các bề tôi của mình. Những thành tựu của ông đặt nền móng cho con là Rajendra Chola I mở rộng đế quốc của mình hơn nữa.

Proses Pemintalan Benang Tekstil (Spinning)

Terjadi pembukaan serat, pembersihan, dan pencampuran serat → menjadi lap. Pada mesin ini yang pertama di lalui oleh material serat, gumpalan-gumpalan serat mengalami pembukaan dan pembersihan.

Jika dilihat dari fungsinya mesin blowing ini mempunyai fungsi sebagai Mesin Pembuka (opening) dan sebagai Mesin Pencampur (mixing). Prinsip kerja mesin tersebut adalah mesin berjalan disamping lay down dan membuka atau menghisap kapas yang ada dilay down 1.2mm atau sesuai program yang diset pada mesin tersebut.

Mesin ini akan berjalan sepanjang Lay Down yang telah terpasang (62 Bales Polyester) sehingga terjadi pencampuran yang merata. Material yang dibuka dan dihisap dikirimkan ke mesin berikutnya melalui sebuah kanal dan pipa.

Terjadi proses perangkapan, penarikan, dan peregangan → sliver lebih rata. Mesin ini merupakan mesin yang memperoses sliver hasil dari mesin carding dengan cara merangkap dan menarik (Drawing) sesuai dengan no yang di kehendaki.

Adapun tujuan dan prinsip kerja mesin tersebut adalah:

Fungsi mesin Drawing adalah:

Terjadi proses pemisahan kotoran, pemisahan serat pendek, pelurusan, dan pensejajaran serat. Proses combing bertujuan menghilangkan serat-serat pendek, meluruskan dan mensejajarkan serat-serat panjang serta menghilangkan nep dan untuk mendapatkan benang yang bermutu tinggi.  Sesudah mengalami proses pada mesin carding, terlebih dahulu diproses pada mesin combing dimana serat yang pendek dipisahkan dengan jalan penyisiran. Benang yang dibuat melalui proses combing mempunyai keunggulan yaitu frekuensi patah benang dalam proses pemintalan lebih sedikit, persentase kerataan lebih tinggi dan kekuatan benang lebih besar. Input proses combing adalah serat alami (kapas) yang mempunyai karakteristik panjang tidak rata dan sebagian besar mengandung serat pendek. Melalui proses combing serat-serat yang pendek dipisahkan dari serat-serat panjang. Adapun output proses combing adalah sliver combing yang merupakan kumpulan serat panjang. Sliver combing merupakan input bagi proses pembuatan benang berikutnya yaitu proses mixing. Pada proses mixing, sliver combing akan digabung dengan sliver dari polyester yaitu sliver pre drawing frame 2 dengan perbandingan tertentu. Misalnya untuk pembuatan benang TC45 perbandingan sliver combing dan sliver pre drawing frame 2 adalah 35% dan 65%. Jika perbandingannya tidak sesuai aturan, maka benang yang dihasilkan sulit dipasarkan karena nomer benang tidak sesuai pesanan.

Proses penarikan, pemberian antihan, dan penggulungan. Roving adalah suatu mesin yang memproses sliver hasil mesin drawing menjadi roving dengan ukuran tertentu.

Fungsi dan Prinsip Kerja Mesin Roving:

Fungsi utama adalah menarik (Drafting) Sliver dan memberi gintiran (pilihan) dan menggulung dalam bobbin sehingga memudahkan proses selanjutnya.

Terjadi proses penarikan, pemberian antihan, dan penggulungan → benang dalam bentuk cop. Spinning adalah suatu mesin yang memproses material roving yang dihasilkan mesin Roving menjadi benang single sesuai dengan nomor tertentu.

Tujuan dan prinsip kerja mesin Ring Spinning:

Mesin Ring Frame dibuat untuk memproses material berupa roving

menjadi benang tunggal. Pada mesin inilah terjadi proses pemintalan yang sesungguhnya dimana roving yang disiapkan ditarik menjadi massa serat yang halus sesuai dengan nomor yang dikehendaki dan memberi twist (pilihan) sesuai dengan kegunaan atau untuk apa benang itu dibuat.

Benang yang telah diberi twist lalu digulung pada bobbin (cop) dan untuk selanjutnya dikirim ke mesin berikutnya. Dalam menentukan besarnya suatu pabrik biasanya dinyatakan dengan berapa banyaknya jumlah spindle Ring Spinning (mata pintal) dari pabrik

Dan untuk menentukan effectivitas suatu pabrik selalu diukur dengan berapa gram produksi spindle Ring Spinning tersebut dalam 8 jam berproduksi dan efficiency yang didapat.

Dilihat dari proses yang terjadi dan pengelompokan part yang dilalui maka proses spinning (Pemintalan) bisa dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

1 Raja-raja 19 (atau I Raja-raja 19, disingkat 1Raj 19) adalah pasal kesembilan belas Kitab 1 Raja-raja dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk Nabi-nabi Awal atau Nevi'im Rishonim [נביאים ראשונים] dalam bagian Nevi'im (נביאים; Nabi-nabi).[1][2]

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Pengurapan Hazael dilaksanakan oleh Elisa, penerus Elia, setelah Elia dipanggil Allah. Penggenapan ini dicatat dalam Kitab 2 Raja-raja pasal 8.[9]

Benang memang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari pakaian, barang rumah tangga, hingga kerajinan tangan telah melibatkan benang sebagai bahan utamanya. Namun, bagaimana cara benang dibuat atau lebih tepatnya dipintal? Berasal dari serat-serat alami maupun buatan yang diuntai memanjang, benang melewati dua prosedur utama hingga menjadikannya produk siap pakai.

Sebelum membahas prosedurnya, ada dua jenis serat yang dikenal melalui sifatnya, yaitu stapel dan filamen. Stapel atau serat-serat pendek akan melewati proses pemintalan dengan cara mekanik, sedangkan filamen atau serat-serat panjang akan melalui proses pemintalan dengan bahan kimia. Dua jenis serat tersebut akhirnya membagi proses pemintalan benang menjadi beberapa bagian.

Pemintalan benang stapel umumnya memiliki tiga cara, yaitu ring spinning, open end rotor spinning, dan air jet spinning.

Dibanding dengan cara lainnya, ring spinning adalah metode pemintalan tertua. Prosesnya bermula dari sumbu serat yang disusun, kemudian dipelintir untuk menjadikannya lebih kuat, dan akhirnya menjadi benang dengan melilitkannya pada bobbin atau gelendong. Proses produksi ring spinning memang tergolong paling lambat, tapi menghasilkan benang terbaik dan kuat.

Open End Rotor Spinning

Dipakai di tahun 1970an dan awal 1980an, metode ini memintal sumbu-sumbu serat menggunakan rotor atau alat pemutar dan diikuti dengan sistem penarikan yang membuat benangnya false-twisted. Meskipun hasil open end friction spinning adalah benang lemah, prosesnya lebih cepat dibandingkan dengan ring spinning.

Hampir sama dengan open end rotor spinning, jenis pemintalan ini menghasilkan benang lemah, tapi produksinya dapat 20 kali lebih cepat dari ring spinning. Metode air jet spinning menyusun serat-serat benang dan memasukkannya ke dalam pusaran air jet berkecepatan tinggi sehingga menghasilkan benang false-twisted.

Benang dengan serat filamen yang dipintal dengan bahan kimia juga memiliki tiga metode, di antaranya wet spinning, dry spinning, dan melt spinning.

Proses ini menyemprotkan larutan polimer pada larutan yang berfungsi untuk memadatkannya. Metode ini memproduksi benang dalam jumlah kecil dan menghasilkan bahan kain seperti viscose rayon dan spandeks.

Pada metode dry spinning, polimer dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap, dan nantinya akan menguap saat diekstraksi. Produksi benang filamen ini tergolong cepat dan menghasilkan bahan kain seperti asetat dan akrilik.

Cairan polimer yang dipanaskan sampai jadi lelehan diuapkan dengan tingkat tekanan dan kecepatan tetap. Nantinya lelehan polimer akan memadat saat proses pendinginan. Dibanding dua proses sebelumnya, melt spinning punya jangka waktu produksi tercepat dengan proses nihin kontaminasi dan hasil bahan kainnya meliputi nilon dan poliester.

Kalau kamu sedang cari benang, kamu bisa kunjungi katalog benang kami dengan proses ring spinning (ring spun) dan open end di sini!

© 2024 Harapan Kurnia Integrated System Solutions. All rights reserved.